Penerapan PSBB di Wilayah Bodetabek


PENERAPAN PSBB DI WILAYAH BODETABEK

Bekasi- terhitung pada Rabu, 15 April 2020 penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan di Kota Bekasi. Penerapan ini dilakukan serentak dengan daerah lainnya seperti Kabupaten Bekasi, Bogor, dan Depok. Hal ini bertujuan agar mengurangi aktivitas masyarakat diluar rumah dan memutus persebaran mata rantai COVID-19. Pemerintah juga tidak segan memberikan sanksi untuk orang yang melanggar aturan tersebut. Salah satu dampak yang terlihat setelah penerapan PSBB adalah pasar tradisional yang biasanya ramai kini menjadi sepi hal ini terjadi karena para pedagang kaki lima dilarang berjualan selama aturan PSBB ini berlangsung. Lantas bagaimana nasib para pedagang kaki lima dalam menghidupi keluarganya?
Pemerintah Kota Bekasi sudah mempersiapkan bantuan sosial berupa Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, bantuan sosial ini akan diberikan berkala oleh pemerintah selama 3 bulan. Pemerintah akan memprioritaskan bantuan ini bagi masyarakat yang terdampak oleh aturan ini. Sementara itu pasar tetap beraktivitas seperti biasa, para pengelola pasar bekerjasama dengan Rukun Warga (RW) untuk menyeprotkan cairan disinfektan guna pencegahan dan penyebaran COVID-19 dan para pedagang diwajibkan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. Begini lah potret keadaan salah satu pasar di Kota Bekasi yang menjadi sepi karena penerapan PSBB. 




Selain berdampak pada perekonomian masyarakat, pemerintah juga menyiapkan 14 checkpoint untuk arus lalu lintas. Pemantauan dan pengawasan arus lalu lintas ini dilakukan diperbatasan keluar dan masuk wilayah Kota Bekasi dengan DKI Jakarta, Depok serta Bogor. Sejumlah checkpoint tersebut dijaga oleh Dishub, Polantas, Satpol, Dinkes, dan TNI. Adapun 14 checkpoint itu sebagai berikut: Keluar Tol Barat, Keluar Tol Timur 1, Keluar Tol Timur 2, Keluar Tol Jatibening, Keluar Tol Jatiasih, Keluar Tol Jatiwarna, Patung Garuda, Perum Kota Bintang, Sumber Artha, Depan Pospol Jatiwaringin, Pangkala IV Cilengsih, Teluk Pucuk Giant, Sasak Jarang, dan Tong Yang.
Transportasi umum seperti KRL juga akan di uji coba untuk distop pada tanggal 18 April mendatang. Setelah itu pemerintah akan melakukan evaluasi dan mengkaji ulang aturan tersebut. Masyarakat mengeluhkan hal tersebut karena tidak semua dari mereka bisa melakukan WFH (Work Form Home). Sebelum memberlakukan aturan penyetopan KRL, pemerintah sudah mencoba mengurangi jumlah penumpang terlebih dahulu karena istilah physical distancing hal ini berakibat pada penumpukan penumpang di area stasiun dan juga banyak dari mereka yang kecewa karena tidak bisa sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu. Masyarakat mengandalkan KRL karena harga yang ekonomis dan juga waktunya efisien.
Selain itu, banyak juga yang mengeluhkan pra kontra penerapan aturan PSBB. Ada yang menganggap PSBB ini terlambat diberlakukan karena nyata nya sudah banyak masyarakat yang mudik atau keluar Jabodetabek dan ada juga yang beranggapan bahwa PSBB tidak terlambat diberlakukan karena pemerintah harus memikirkan matang-matang secara teknis penerapannya dan dampak yang ditimbulkan karena aturan ini.
Kini masyarakat bahu membahu membantu para aparat memutus persebaran mata COVID-19 dengan menaati peraturan yang dibuat. Tepatnya di Perumahan Taman Tytyan Indah RW 011 terdapat salah satu pasien positif corona, warga bergantian memberikan bantuan berupa makanan kepada salah satu pasien tersebut.  Tetapi, Allah berkata lain setelah dibawa ke RS rujukan keesokan harinya pasien tersebut meninggal dunia. Sebelumnya, korban yang diketahui adalah ketua RT  005 tersebut sempat meminta maaf kepada tetangga dan warganya karena ia sudah terpapar virus corona melalui pesan whatsapp. Setelah dikabarkan meninggal dunia oleh pihak keluarga dirumah sakit, suasana terasa haru sebab menurut pengetahuan yang saya dapat bahkan keluarga tidak dapat menghadiri prosesi pemakaman nya dan rumah nya terasa sangat sepi tak ada warga yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa. Almarhum dikenal orang yang baik dan sangat ramah kepada siapapun. Pada hari itu juga, anggota keluarga nya dijemput menggunkan ambulance oleh pihak yang berwajib untuk dilakukan isolasi di rumah sakit.
Setelah mengetahui ada korban meninggal yang disebabkan oleh virus corona, masyarakat menjadi lebih terbuka pikirannya. Mereka sadar bahwa virus ini memang sungguh berbahaya dan nyawa bisa menjadi ancaman nya. Terlebih lagi belum ada vaksin atau obat yang bisa ditemukan untuk mengobati virus ini. Hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga imun tubuh agar tidak drop, istirahat yang cukup, dan berdiam dirumah saja. Kalaupun  seseorang dalam keadaan darurat dan mengharuskan pergi keluar rumah ia harus wajib menggunakan alat pelindung diri dan mengikuti protokol-protokol yang berlaku dari pemeritah.
Penerapan PSBB juga merupakan upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam memutus persebaran mata rantai COVID-19 dan kita sebagai rakyat harus menaati aturan yang dibuat oleh pemerintah. Hanya itu dapat kita lakukan selain berikhtiar kepada Tuhan yang maha esa. Banyak media-media yang memberitakan jumlah pasien positif, jumlah pasien meninggal, dan berita-berita yang lain. Menurut saya pers harus memberitakan berita-berita baik lebih banyak agar positivity  itu menebar kepada masyarakat banyak dan tidak menimbulkan panic attack. Kemanusiaan adalah hal yang diatas dari segalanya oleh karena itu kita harus mulai membantu dengan berbagi. Kenyataan nya banyak saudara-saudara kita yang nekat berjualan lantaran ia takut anggota keluarganya kelaparan. Hal ini seharusnya membuat kita sadar dan hati nurani kita terketuk. Bagaimana bisa kita mengeluh bosan, jenuh, dan sebagainya saat pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah sementara sebagian besar saudara kita justru rela bertaruh nyawa demi menghidupi anggota keluarga nya?
Di media sosial seperti instagram pun banyak artis-artis yang melakukan galang dana seperti melakukan konser dengan hastag #dirumahaja dan uang tersebut akan disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan dan untuk diberikan kepada rumah sakit yang ada. Hal ini merupakan kegiatan yang baik yang harus diteruskan. Gotong royong adalah budaya kita dan kita harus melestarikan budaya itu. Mari kita berhenti mengeluh dan memulai hari dengan melakukan hal baik. Mari kita bantu pemerintah menjalankan aturan-aturan yang sudah dibuatnya. Belajar dari negara China yang sudah lebih dahulu melewati pandemic ini, mereka menebarkan banyak kebaikan, memberikan motivasi untuk pasien yang sakit, dan memberitakan hal-hal yang positif ternyata cara ini berdampak kepada masyarakat. Dengan cara ini, manusia seharusnya sadar manusia hanyalah makhluk sosial yang akan dan selalu membutuhkan bantuan masyarakat lainnya.
Kita juga harus memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada tenaga medis dan relawan-relawan lainnya. Mereka rela menghabiskan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu para pasien agar bisa sembuh dan kembali berkumpul bersama anggota keluarganya. Bahkan tak sedikit dari mereka yang gugur pada saat melakukan tugas mulia, Semoga beliau-beliau yang sudah gugur diberikan tempat terbaik oleh Allah SWT. Tetapi, hati saya hancur saat melihat beberapa warga menolak jenazah perawat di makamkan di daerah dekat rumahnya. Padahal tenaga medis ini meninggal karena telah terpapar virus corona dan mereka berusaha membantu untuk menyembuhkan pasien. Semoga setelah ini, manusia-manusia menjadi lebih waras dalam menggunakan akal sehatnya dan tidak menghilangkan rasa kemanusiaan yang ada.
Pemerintah juga sudah bergerak memberikan bantuan sosial yang dijanjikan. Masyarakat berdoa agar mereka bisa menjalakan ibadah di bulan ramadhan dengan tenang tetapi sepertinya harapan tersebut sirna karena  MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah memberikan himbauan kepada masyarakat agar melakukan shalat tarawih dirumah saja bersama anggota keluarga, tidak mengadakan buka bersama atau aktivitas-aktivitas yang dapat mengumpulkan kerumunan massa, dan tidak melakukan sahur on the road. Selain itu, pemerintah menghimbau agar para perantau tidak melakukan mudik ke kampung halaman. Pemerintah berjanji bahwa akan melakukan revisi cuti bersama pada tahun 2020 ini yang semula ditetapkan tanggal 26-29 Mei kini direvisi menjadi 28-31 Desember. Memang ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda karena pandemi COVID-19 ini. Namun satu hal yang menyadarkan kita semua adalah tentang menjelaskan pentingnya kebersihan. Bahkan sebelum pandemi ini muncul, di agama islam sudah dijelaskan bahkan diterangkan dalam sebuah hadits yang berbunyi bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Oleh sebab itu kita harus menjaga kebersihan yang ada pada diri kita.
Semoga pandemi ini segera berakhir dan vaksin segera ditemukan agar mengurangi jumlah kematian, perekenomian negara pulih kembali, dan masyarakat bisa beraktivitas seperti semula lagi.








Comments